artikel kesehatan

kumpulan artikel kesehatan terbaru

06.01

Mitos tentang Kesehatan

Diposting oleh arman adiansyah

Oleh : Astrawinata G

Kebanyakan mitos tidak memiliki dasar yang kuat, namun ada pula mitos yang tidak sepenuhnya salah. Karena itu hendaknya te tap kritis dalam menanggapi suatu mitos tu un temurun.
Kebenaran mitos penyakit sebaiknya tanyakan kepada ahlinya.
MENYAMBUNG 10 mitos kesehatan yang sebelumnya telah penulis berikan, berikut akan penulis bahas lagi 10 mitos kesehatan lain yang beredar di masyarakat dan ada baiknya diketahui kebenarannya.
1. Mandi malam dan keluar malam hari menyebabkan paru-paru basah.
"Paru-paru basah" yang sering dibicarakan masyarakat bisa jadi berarti pneumonia atau efusi pleura. Pneumonia adalah peradangan akut di paru-paru, bisa karena infeksi bakteri, terhirupnya cairan ke paru-paru (aspirasi), maupun sebab lainnya. Gejalanya adalah batuk dengan dahak yang banyak, demam tinggi, sesak nafas dan nyeri dada.
Efusi pleura artinya merembesnya cairan kedalam selaput pembungkus paru. Bisa terjadi karena gagal jantung, penyakit tuberculosis kronis, dan sebab lainnya. Gejalanya adalah batuk, sesak nafas dan nyeri dada. Namun tidak ada hubungan mandi malam dengan kedua penyakit ini.
2. Sakit pinggang berarti ginjalnya bermasalah.
Nyeri di daerah pinggang seringkali langsung dicemaskan pasien sebagai adanya masalah pada ginjal, seperti timbulnya batu. Padahal nyeri pinggang akibat batu saluran kemih bisa dibilang kecil kemungkinannya. Kemungkinan terbesar adalah karena otot daerah punggung yang tegang karena beban kerja, posisi duduk dan kerja yang salah, olahraga berlebihan tanpa pemanasan, dan sebagainya.
Tanda dari nyeri pungung akibat kram otot adalah rasa nyeri yang tajam dan semakin berat bila penderita melakukan gerakan yang melibatkan otot yang cedera.
Sebaliknya, tanda khas dari nyeri pinggang akibat batu saluran kemih adalah nyeri yang tiba-tiba, penderita menjadi gelisah mencari posisi yang mengurangi rasa nyeri, nyeri yang bisa menyebar sampai ke testis dan alat genital, dan kencing darah.
3. Orang yang demam harus diselimuti dan diberi pakaian tebal.
Penderita yang demam cenderung menggigil, karena itu seringkali ia diselimuti oleh yang merawat penderita. Terkadang penderita dipakaikan kaos kaki, sarung tangan, celana tebal, baju lengan panjang yang tebal, sweater, lalu selimut. Apakah ini adalah tindakan tepat..?
Penderita yang demam tidak usah diberi baju yang terlalu tebal. Cukup pakaikan baju tipis dan cegah kontak dengan benda yang dingin seperti berbaring di lantai. Baju yang tipis akan mempermudah keluarnya panas dari dalam tubuh dan membantu menurunkan demam. Mencegahnya kontak dengan lantai dilakukan agar penderita tidak menggigil. Jangan lupa beri penderita demam air minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
4. Anak yang kena cacar air tidak boleh mandi.
Ini terutama diberlakukan kepada anak yang cacar air nya sedang banyak yang pecah. Padahal mandi terutama saat cacar airnya yang pecah membantu anak menjaga kesehatannya. Gelembung berisi serum atau nanah yang pecah bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri dan menimbulkan infeksi kulit sekunder. Mandi akan membersihkan nanah dan cairan lainnya, menjaga kebersihan kulit, dan memberi rasa segar pada penderita.
Mandikan penderita dengan air hangat yang ditambah antiseptik. Saat mengusapkan sabun dan mengeringkan badan juga harus hati-hati agar gelembung tidak pecah dan luka. Penderita cacar air juga dianjurkan mengkonsumsi banyak buahan untuk membantu proses penyembuhan.
5. Penyakit kulit timbul karena "darah kotor"
Beberapa kelompok masyarakat masih menganggap alergi, bisul, jerawat, dan penyakit kulit lainnya disebabkan "darah kotor". Darah kotor yang dimaksud sendiri pun tidak jelas artinya, mungkin yang dimaksud adalah darah mengandung banyak zat berbahaya (racun) yang menyebabkan penyakit kulit.
Padahal dengan adanya ginjal yang sehat, darah seseorang bisa dikatakan bebas racun dan zat berbahaya. Minum obat-obatan "pembersih darah" malah sebenarnya memperberat kerja ginjal dan hati. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, cara timbulnya (patogenesis) penyakit kulit tertentu sudah bisa dijelaskan dengan sangat memuaskan, dan bukan sekedar karena "darah kotor".
6. Olahraga setelah makan bisa menyebabkan usus buntu.
Ini juga merupakan mitos besar yang beredar di masyarakat. Faktanya, "usus buntu" tidak dipengaruhi kebiasaan berlari setelah makan. Istilah usus buntu sebenarnya tidak tepat, karena yang meradang adalah umbai cacing, bukan usus. Maka istilah yang tepat adalah radang umbai cacing atau appendicitis (baca: apendiksitis).
Appendicitis disebabkan karena salurannya tersumbat sehingga menyebabkan infeksi dan peradangan. Tersumbatnya saluran disebabkan oleh tinja yang mengeras, tumor, cacing perut, polip, radang kelenjar getah bening lokal, dan sebagainya.
Gejala appendicitis adalah rasa nyeri perut yang awalnya tidak jelas lokasinya (biasanya di daerah pusar), lalu dalam beberapa jam akan semakin berpusat ke perut kanan bawah. Penderita akan merasakan nyeri tekan dan nyeri lepas tekan di perut kanan bawah, demam 37,5°C sampai 38,5°C dan terkadang disertai muntah.
Adapun nyeri perut yang kita alami sewaktu beraktivitas setelah makan adalah nyeri akibat gesekan organ pencernaan yang penuh makanan ke dinding perut. Nyeri ini semakin terasa terutama bila kita makan dalam jumlah banyak sebelumnya. Nyeri ini akan hilang dengan sendirinya bila kita berhenti beraktivitas, atau setelah bahan makanan mulai dicerna.
7. Menghirup debu menyebabkan TBC.
Salah satu ungkapan yang sering kita dengarkan sewaktu seseorang melewati tempat berdebu adalah," Tutup hidungmu, nanti kena TBC". Apakah mitos ini benar..?
Ternyata mitos ini tidak sepenuhnya salah. Seseorang yang terpapar debu silika (debu hasil potongan keramik, bijih besi, dan sebagainya) beresiko besar untuk terkena TB. Ini disebabkan karena aktivitas makrofag dalam menjaga kebersihan saluran nafas menjadi terhambat dan seseorang lebih mudah terkena infeksi pernafasan seperti TB. Sedangkan efek akibat debu dan polusi udara yang lain belum diketahui jelas.
Paparan debu dan asap dalam jangka panjang juga beresiko menimbulkan penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Ini disebabkan penyempitan saluran pernafasan akibat polusi dan mengurangi efektivitas paru-paru seseorang.
Biasanya selama 10 sampai 20 tahun terpapar debu polusi, seseorang mulai menunjukkan gejala PPOK berupa sesak nafas, batuk berdahak, nafas berbunyi, rasa lelah dan kesulitan menarik nafas. Jadi, memang sebaiknya kita melindungi saluran nafas kita dari paparan debu dan asap.
8. Jangan langsung duduk setelah makan, nanti jadi buncit.
Buncit disebabkan oleh banyak hal, mulai dari timbunan lemak, timbunan air, gas perut, cacing perut yang menyumbat, sampai karena tumor organ dalam.
Yang akan dibahas adalah buncit karena timbunan lemak. Buncit karena sebab lain yang disebutkan di atas disebabkan adanya proses penyakit tertentu, sedangkan buncit karena timbunan lemak lebih karena pola hidup.
Buncit karena timbunan lemak disebabkan adanya surplus kalori. Kalori yang kita asup dari makanan jumlahnya banyak sedangkan yang dipakai hanya sedikit. Ini menyebabkan cadangan makanan diubah menjadi lemak dan ditimbun di bagian tubuh tertentu.
Jadi untuk mengurangi dan mencegah kebuncitan (dan kegemukan tentunya), kita harus melakukan gerak badan yang cukup, bukan hanya sekedar jalan ringan setelah makan. Jalan ringan setelah makan tidak menggunakan cukup banyak kalori untuk menguruskan badan. Lama olahraga yang dianjurkan adalah 1 jam per hari dan minimal tiga hari seminggu. Hindari pula makanan yang tinggi kalori seperti makanan berlemak dan fast food.
9. Kita butuh vitamin C dosis tinggi setiap hari agar tidak gampang sakit.
Vitamin C berguna untuk membantu sintesis kolagen, tyrosin, carnitine, dan beberapa neurotransmiter. Vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan dan membantu menangkal penyakit flu untuk orang di daerah yang ekstrim.
Dalam produk suplemen vitamin sering menyertakan vitamin C dosis tinggi. Mulanya hanya trend sebesar 500 mg. Tapi kemudian trend berubah dan suplemen sekarang seringkali menyertakan vitamin C 1000 mg. Pertanyaannya, apakah perlu?
Dosis konsumsi vitamin C adalah 90 mg/hari (untuk laki-laki berusia lebih dari 18 tahun), 75 mg/hari (untuk perempuan berusia lebih dari 18 tahun), 85 mg/hari (untuk ibu hamil berusia lebih dari 18 tahun), dan 120 mg/hari (untuk ibu menyusui berusia lebih dari 18 tahun). Jadi kebutuhan vitamin C paling tinggi adalah pada ibu menyusui, sebesar 120 mg/hari.
Apa jadinya bila kita mengkonsumsi vitamin C melebihi dosis kebutuhan kita? Vitamin C adalah vitamin larut air. Tubuh akan menggunakan secukupnya, dan selebihnya akan dibuang melalui urin dan keringat. Jadi tegasnya kita membuang lebih dari 80 persen uang kita di toilet dan handuk keringat bila kita mengkonsumsi vitamin C megadosis.
Demikianlah beberapa mitos kesehatan yang penulis kumpulkan dan coba untuk memberitahuka kebenarannya. Kebanyakan mitos tidak memiliki dasar yang kuat, namun ada pula mitos yang tidak sepenuhnya salah. Karena itu hendaknya kita tetap kritis dalam menanggapi suatu mitos turun temurun. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.
Sumber : http://www.analisadaily.com

0 komentar:

Posting Komentar